Mau Miskin Atau Kaya?? Ini suatu pilihan. Namun sayangnya, “kebanyakan orang berencana untuk miskin.” Saya sedikit kaget dulunya ketika membaca kalimat ini ”kebanyakan orang berencana untuk miskin”. Kok bisa?? Emang ada yang mau merencanakan untuk Miskin??? Rasanya gak mungkin ada lah orang yang merencanakan untuk miskin. Namun, yang banyak adalah orang berencana untuk miskin. Kenapa bisa dibilang begitu??
“jika kamu ingin melihat masa lalu, masa kini dan masa mendatang seseorang, dengarkan saja kata-katanya.” Nah, kosa kata yang paling sering dipakai inilah yang menjadikan seseorang nantinya seperti apa. Perbedaan orang kaya dan orang miskin adalah kosa kata mereka. Percaya gak?? Coba lihat sekeliling. Dengarkan kata-kata orang di sekitar anda. Bila perlu dicatat, hehe.. Coba bandingkan kata-kata orang kaya dan orang miskin di sekitar anda. Adakah perbedaannya??
So, bagaimana cara orang untuk menjadi lebih kaya?? Salah satu cara yang mudah dan bagusnya lagi adalah gratis… Dengan meningkatkan kosa kata finansial.
Tahukah anda, setiap 6,5 detik ada satu orang penduduk bumi ini yg meninggal dunia akibat rokok? Itu berarti sekitar 4,85 juta orang meninggal setiap tahun akibat berbagai penyakit yg ditimbulkan dari konsumsi rokok yg dilakukan secara terus menerus.
Bagaimana dgn Indonesia?? World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia sbg negara pengonsumsi tembakau terbesar ketiga di Asia setelah Cina dan India. Tahun 2006, jumlah perokok di Indonesia mencapai 146 juta orang, atau sekitar 63% dari populasi negeri ini. Sebanyak 1.172 orang meninggal dunia setiap harinya akibat penyalahgunaan tembakau.
Yg lebih mengejutkan lagi adalah hasil survey Sosial dan Ekonomi Nasional tahun 2006 yg menunjukkan bahwa belanja bulanan untuk rokok pada keluarga perokok menempati urutan kedua (9%) di bawah beras (12%). Belanja rokok pada keluarga perokok setara dgn 15 kali biaya pendidikan dan 9 kali biaya kesehatan.
Hal tsb terjadi karena banyak faktor, mulai dari faktor lingkungan terdekat (orang tua perokok), pergaulan, dan iklan rokok yg memunculkan citra perokok sbg gaya hidup modern. Di sisi lain, pemerintah tidak memiliki regulasi dan ketentuan yg tegas mengenai konsumsi rokok di ruang publik.
Pajak dari cukai rokok yg masuk ke kas negara sekitar Rp. 30 trilyun per tahun, namun pengeluaran untuk kerugian dalam menangani berbagai masalah kesehatan akibat rokok mencapai lebih dari Rp. 10 trilyun per tahun.
Fujito
Sumber : Warta Kota, 12 Juli 2009 dgn sedikit gubahan
2 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk kawan - kawan, berikan komentar & pengalamannya di sini ya, semoga bermanfaat :